top of page

Titik Buta Manusia yang Tak Terlihat oleh Cinta; Ulasan dan Analisis Alih Wahana Film Drive My Car

Gambar penulis: Rizkiansya MaulidRizkiansya Maulid


“Mungkinkah kita memahami orang lain sepenuhnya—seberapa dalam pun kita mencintai orang itu?”.


Mungkin bagi beberapa orang mencintai adalah syarat untuk dapat mengetahui isi hati orang lain. Namun, apakah yang disampaikan melalui kata-kata atau gerak tubuh mampu untuk mewakili perasaan seseorang yang sebenarnya? Ketidakpastian dan ketakutan pada hal tersebut cukup dipresentasikan dalam cerita pendek yang berjudul Drive My Car yang dimuat dalam buku kumpulan cerpen karya Haruki Murakami. Kumpulan cerpen tersebut sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Lelaki-lelaki tanpa Perempuan.


Pada maret 2022, Drive My Car (selanjutnya akan ditulis DMC) sempat menggemparkan publik karena film adaptasinya berhasil mendapatkan penghargaan Oscar untuk kategori film berbahasa asing terbaik. Pembuatan film yang didasarkan pada karya sastra kerap kali terjadi. Damono (2005:96) menyebutnya dengan istilah alih wahana yang berarti perubahan dari satu jenis kesenian ke dalam jenis kesenian lain. Istilah lainnya adalah ekranisasi yang menurut Eneste (1991:60) merupakan pelayarputihan atau pemindahan sebuah novel ke dalam film.


Pemindahan dari novel ke layar putih seringkali mengakibatkan timbulnya berbagai perubahan. Oleh karena itu, hasil alih wahana bisa mengalami pengurangan, penambahan, dan perubahan pada bagian tertentu. Pada artikel ini, penulis mencoba memaparkan perbedaan yang muncul pada alih wahana dari film yang judulnya terinspirasi dari lagu The Beatles ini.


Pengurangan


Pada cerpen DMC, tokoh Oba diceritakan menjadi penghubung Kafuku dengan Misaki. Oba adalah seorang montir kenalan Kafuku yang merekomendasikan Misaki sebagai sopir pengganti Kafuku. Namun dalam film, Misaki bertemu dengan Kafuku melalui perantara festival drama yang disutradarai oleh Kafuku.


Penambahan


Dalam film DMC ini, perkembangan cerita tak hanya berpatok pada cerpen DMC saja, melainkan mengambil pula beberapa elemen dari cerita pendek lainnya dalam buku Lelaki-lelaki Tanpa Perempuan seperti cerpen Kino dan Syahrazad.


Dalam cerpen DMC, alur berjalan dengan fakta bahwa istri Kafuku, Oto, diceritakan sudah meninggal. Sedangkan dalam film, alih-alih memulai cerita ketika Oto sudah meninggal, cerita justru dimulai ketika Oto masih hidup. Scene pertama film menyorot tokoh Oto yang mendongengkan kisah “perempuan belut lamprey” kepada Kafuku. Scene ini mengambil elemen cerita dari cerpen Syahrazad, “perempuan belut lamprey” sendiri merupakan kisah yang didongengkan tokoh Syahrazad dalam cerpennya.


Dalam cerpen DMC, Kafuku memiliki intuisi bahwa istrinya telah berselingkuh dengan aktor muda lain di setiap projek film yang dibintanginya. Dalam film DMC, Kafuku diceritakan tidak hanya menduga saja karena dalam salah satu scene Kafuku melihat langsung Oto berhubungan seks dengan laki-laki lain di apartemen mereka sendiri. Namun, Kafuku hanya mematung saja dan mengintip lewat pantulan cermin yang menyorot wajah Oto. Scene ini merupakan elemen yang diambil dari cerpen Kino yang juga menyaksikan istrinya berselingkuh di tempat tidur mereka dan memutuskan untuk pergi begitu saja seolah tidak terjadi apa-apa.


Selain itu, dalam cerpen DMC, Kafuku yang berperan sebagai tokoh Vanya dalam pementasan drama Paman Vanya hanya diceritakan berlatih dialog selama perjalanan di mobil dengan bantuan kaset tape. Namun dalam film DMC, Kafuku ditunjuk sebagai sutradaranya. Perubahan ini juga diikuti dengan munculnya beberapa tokoh tambahan seperti tokoh dramaturg Gong Yoon-soo dan beberapa pemain drama seperti Lee Yoo-na, Ryu Jeong-eui, Janice Chang, dan Roy Lucelo.


Perubahan


Akibat pengurangan dan penambahan elemen cerita, terdapat beberapa perubahan dalam alih wahana DMC.Dalam cerpen DMC, Kafuku dan istrinya memiliki bayi perempuan yang hanya hidup selama tiga hari karena masalah pada katup jantungnya. Namun dalam film DMC, anak perempuan Kafuku dan Oto meninggal karena pneumonia pada usia empat tahun. Selain itu, dalam cerpen DMCOto meninggal karena kanker rahim, tetapi dalam film DMC Oto meninggal karena pendarahan otak. Begitu pula dengan tokoh Misaki Watari. Dalam cerpen DMC, Misaki bercerita bahwa Ibunya meninggal karena mabuk saat menyetir. Dalam film DMC, Misaki bercerita bahwa ibunya meninggal karena tanah longsor.


Perubahan selanjutnya terjadi pada penokohan Takatsuki. Dalam cerpen DMC, Takatsuki berusia awal empat puluhan dan merupakan orang yang ramah dan selalu tersenyum walau memiliki sisi melankolis. Dalam film DMC, Takatsuki berusia awal tiga puluhan dan sempat menjalin hubungan dengan anak di bawah umur hingga akhirnya putus. Kejadian tersebut membuat kehadiran Takatsuki di muka umum menjadi perhatian beberapa orang, membuatnya mudah marah dan emosional. Perubahan tokoh Takatsuki selanjutnya bersinambungan dengan pengembangan elemen drama Paman Vanya. Hal ini dikarenakan Takatsuki juga ikut serta dalam pementasan drama Paman Vanya arahan Kafuku. Dalam cerpen DMC Takatsuki hanya menjadi teman minum saja dan hanya bercakap sebanyak tiga kali dengan Kafuku.


Perubahan selanjutnya adalah ketika Takatsuki dan Kafuku masing-masing saling mengungkapkan kesedihan mereka karena kehilangan Oto. Jika dalam cerpen Misaki mengetahui percakapan sedih tersebut karena diceritakan oleh Kafuku, di dalam film Misaki mengetahui percakapan tersebut karena memang sedang bersama dengan mereka.


Perubahan selanjutnya adalah perubahan latar tempat. Dalam cerpen DMC, cerita hanya berlatarkan kota Tokyo saja sedangkan dalam film DMC latarnya berubah menjadi kota Hiroshima dan pada akhir film Kafuku dan Misaki pergi ke Hokkaido. Perubahan latar tempat ini memengaruhi penokohan Misaki. Dalam cerpen DMC, Misaki ‘beranggapan’ bahwa ayahnya yang mencampakkan mereka dan ibunya menyiksa Misaki karena ‘penyakit’. Dalam film DMC, ketika Kafuku dan Misaki sampai ke Hokkaido, Misaki berpikir bahwa ibunya memiliki penyakit mental.


Alasan


Pengurangan, penambahan, dan perubahan memiliki alasan tertentu dalam alih wahana ini. Menurut penulis, karakter Oba dalam cerpen hanya bertujuan untuk menuntun alur cerita menuju deskripsi mobil Saab 900 konvertibel berwarna kuning milik Kafuku―yang pada film berubah menjadi warna merah. Keberadaan mobil Saab ini menjadi objek penting yang perlu dideskripsikan secara analitik kepada pembaca. Namun, dalam film DMC, keberadaan mobil Saab cukup diceritakan melalui sarana sinematografi saja. Maka dari itu, pengurangan tokoh Oba bertujuan untuk memainkan unsur sinematografi di dalam film.


Selanjutnya, pengembangan tokoh Oto mengakibatkan perubahan alur yang semula berupa kilas balik menjadi linear. Hal ini bertujuan untuk menghidupkan hubungan Kafuku bersama Oto melalui sejumlah miss en scene pada awal film. Menurut penulis, film DMC mencoba untuk memaparkan cerita secara ‘sebab-akibat’ dari konflik-konflik yang akhirnya membuat Kafuku merasa kehilangan, menuntun penonton menyaksikan proses kehilangan dan kesedihan yang dirasakan Kafuku dari awal hingga pertengahan film.


Menurut penulis terjadinya penambahan, pengurangan, dan perubahan dalam alih wahana ini dimaksudkan untuk tetap mempertahankan tema ‘keikhlasan merelakan kepergian orang yang berharga’. Rangkaian penggawatan yang linear akibat pengeksplorasian tokoh Oto, Takatsuki, serta Misaki, dimaksudkan untuk membawa penonton melihat perjuangan dan keikhlasan Kafuku menerima takdir kematian Oto serta kenyataan bahwa ia tidak dapat mengetahui perasaan Oto yang sebenarnya. Walaupun demikian, penambahan, pengurangan, dan perubahan dalam alih wahana ini menyebabkan durasi film menjadi tidak ideal untuk ditonton karena percakapan-percakapan yang lambat serta alur yang bertambah dan berkembang.


Referensi


Damono, S. D. (2005). Pegangan Penelitian Sastra Bandingan. Jakarta: Pusat Bahasa.

Eneste, P. (1991). Novel dan Film. Flores: Nusa Indah.

Murakami, H. (2022). Lelaki-lelaki Tanpa Perempuan. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

29 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


"Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet. Keduanya dapat tempat."— Chairil Anwar

Lebih dekat dengan Jalang:

  • email
  • Instagram

Copyright © 2022 Jalang. All rights reserved

bottom of page